Sedang Tidak Baik

Kegagalan rasanya sudah berulang kali datang. Tetapi bagiku, emosi yg muncul akan selalu sama. Padahal katanya jika kita diterpa hal yg sama berkali-kali, akan ada seperti efek jenuh. semacam pembiasaan dan adaptasi, sehingga pengaruh efeknya berkurang bahkan membuat kita menjadi ‘kebal’. Tapi ini tidak. Aku mendapatkan kegagalan hari ini. Dan rasanya sama. Buruk.

Mungkin kecewa dan sedih merupakan respon umum yang diberikan ketika mengalami hal tsb, bahkan tak jarang muncul juga pemikiran “apa yang salah?” “aku kurangnya dimana?” “kenapa bla bla bla?” “padahal udah banyak yg dikorbankan” selanjutnya dalam beberapa kasus, kita bahkan menjadi si pengandai-andai, “kalau saja kemarin begini, kalau saja begitu, bla bla bla”.
Sampai pada akhirnya kita lelah berpikir, lelah untuk bertanya. Sampai pada akhirnya, kita mau tidak mau diharuskan untuk menerima lalu kembali melanjutkan ‘perjuangan’.

Proses ini aku pahami berada dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Bisa cepat, bisa juga lama. Tergantung daripada masing2 kita. Barangkali, hal-hal seperti ini juga tidak menjadikan waktu sebagai barometer yg penting.

Bagiku, menerima ini bukan cuma sekedar memahami bahwa ini bukan rezekiku, memahami bahwa inilah yang terbaik. Bukan.
Bagiku, menerima adalah melepaskan. mengikhlaskan.
Bagiku, menerima adalah usaha untuk melanjutkan dan mencoba kesempatan lain.

Sehingga yang menjadi terpenting dalam urusan ini adalah optimisme. kemauan untuk tetap hidup.


“it’s okay. all okay”
Share:

0 Comments:

Posting Komentar