Waktu akhirnya akan
membawa kita pada topik ini, kehidupan. Kita sendiri juga pada akhirnya akan
bertanya-tanya, kemudian mencari tahu dan selanjutnya terus berusaha memahami
semua tentang ini. Kehidupan.
Jadi, mari kita
bicarakan.
Atau kali ini biar saya saja yang bicarakan. Tentang waktu dan Keinginan diri
sendiri yang terus mendorong saya untuk berpikir, berpikir, dan berpikir.
Untuk itu, ayo kita flashback sebentar.
Kalau ditanya apa saja yang sudah saya alami selama 21 tahun hidup. Tentunya ada
banyak hal, banyak sekali malah. (dan ya hal-hal itu sebenarnya sama saja
dengan orang-orang lainnya lalui). Tapi disini saya berusaha memahami. Saya kembali
pada masa-masa yang lalu di hidup saya dan mencoba memikirkan lebih dalam,
menganalisa setiap peristiwa yang terjadi, mengingat kembali hal-hal yang sudah
terlewati dan mengaitkan/menghubungkan antara satu kejadian dengan kejadian
lain juga menarik hubungan sebab akibat antara peristiwa satu dengan yang lain
atau peristiwa yang lalu dengan peristiwa yang saya alami dimasa sekarang.
Hasilnya? Saya tercengang. Saya takjub. Saya terharu. Iya. Begitu.
Baiklah.... baiklah.
sini saya ceritakan beberapa hasil analisa berpikir saya (biar sok ilmiah).
Dalam menjalani hidup
ini, hidup saya yang baru memasuki tahapan dewasa awal ini, saya banyak
dipermainkan oleh Takdir. (iya, semua orang juga begini). Iya! Tapi biarlah
saya ceritakan bagaimana si Takdir ini ‘mempermaikan’ hidup saya.
Begini, saya ini tipe
manusia yang termotivasi oleh hal-hal yang berhubungan dengan Achievement (Pencapaian).
Hal-hal yang berhubungan dengan achievement ini akan saya perjuangkan, sampai mati-matian
dan berdarah-darah kalau memungkinkan. Iyaa. Dari semua cerita-cerita
perjuangan saya, beberapa diantaranya saya dapatkan, beberapa lagi dibelokkan
ke arah yang tidak disangka-sangka, dan sisanya katakanlah tidak saya dapatkan.
Nah, salah satu cerita
saya yang ‘dibelokkan’ ini adalah ketika saya lulus di jurusan S1 Psikologi,
jurusan yang sama sekali tidak pernah terpikir untuk dimasuki oleh saya.
Psikologi? yang ilmunya 180 derajat bertentangan dengan kepribadian dan cara
berpikir saya. Maksudnya gini, apapun yang kalian pikirkan tentang orang-orang
psikologi (bagaimana kepribadiannya, pola pikirnya, sikapnya, dan cara
pandangnya) nah pikirkanlah kebalikannya. Dan itulah saya. Pokoknya begitu. Psikologi
itu bukan tipe sayalah, bukan tipe saya pake banget. Akan tetapi, takdir
membawa saya kesini. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Saya bertanya-tanya, dan ini jawabannya
: inilah yang terbaik buat saya. Psikologi membawa saya pada banyak hal,
terutama tentang mengenal diri sendiri, tentang memperbaiki hal-hal yang buruk
dalam diri dan tentang bagaimana melihat ‘dunia’ dari berbagai sudut pandang. Psikologi
dan pengalaman yang saya dapatkan selama ‘kuliah’ disini mengubah saya. Banyak mempengaruhi
setiap aspek hidup saya.
Untuk hal-hal yang jauh
lebih spesifik yang saya pikirkan tentang takdir dan hidup. Saya sampai pada
kesimpulan bahwa sebenarnya kita sama sekali tidak bisa berandai-andai. Seandainya
begini, seandainya begitu. Sering kan, sering ini kita lakukan “seandainya aja
aku dilahirkan dengan keadaaan bla bla bla” “atau seandainya saja aku sekolah
di A atau kuliah di B atau kerja di perusahaan C, pasti aku bla bla bla” dan
banyak seandainya-seandainya yang lain. Ini tentu tidak bisa. Tidak akan bisa
kita berandai-andai. Semua aturannya sudah tersusun rapi di langit. Karena
begini dan sudah jelas ini, apapun yang kita dapatkan hari ini, ini adalah
hasil dari apa yang kita lakukan kemarin-kemarin, dimasa lalu. Dan apapun itu
yang kita dapatkan di masa depan adalah hasil dari yang kita lakukan sekarang dan
berkaitan juga dengan yang kita lakukan di masa lalu. Aturannya sudah jelas dan
tersusun rapi. Jadi, sekali lagi. Tidak ada ceritanya berandai-andai. Kalau memang
kita mau, ayolah usaha! Diperjuangkan! Selanjutnya... biar Takdir saja yang
memutuskan. Yang penting sudah diusahakan. Sudah diperjuangkan. Begitu.
Iya. Jadi begitu.
Iya. Jadi mari saya simpulkan saja cerita saya yang acak itu. Semoga
penjelasannya lebih sederhana.
Begini sodara-sodara.
Bahkan, sebelum kita lahirpun, Takdir hidup kita ini sudah ditentukan.
Untuk hal-hal yang namanya takdir tetap/absolut/tidak bisa diubah, ini wajib
diterima! (yaitu tentang siapa ayah kita, siapa ibu kita, siapa saudara kandung
kita, suku bangsa kita, ciri fisik kita, dll).
Nah, untuk takdir-takdir yang tidak tetap/bisa diubah, ini bisa kita
perjuangkan, bisa kita usahakan. Toh kita juga tidak tahu kita ditakdirkan
bagaimana, kita tidak tahu di masa depan kita bakalan jadi apa. Makanya,
hiduplah dengan penuh usaha! Hiduplah sebagai sebuah perjuangan! Kemudian jemputlah
takdir-takdir hebat hidup kita!